Banyak orang menganggap langkah BlackBerry membuka BBM untuk iOS dan
Android adalah kesalahan besar karena akan menyebabkan users
meninggalkan BlackBerry. Seperti saya saat ini, keinginan saya adalah
membawa satu ponsel dan tidak tergantung dengan BlackBerry lagi, namun
demikian saya tidak bisa meninggalkan BBM.
Bertahun-tahun BBM menjadi alat komunikasi saya yang krusial dan mempengaruhi hidup saya. Saya punya kehidupan sosial di BBM karena ada banyak teman di sana dan saya butuh BBM untuk tetap bisa berkomunikasi dengan mereka. Kalau BBM ada di iPhone atau ponsel lain yang berbasis Android, saya akan segera bilang: "Bye Bye, BlackBerry"
Tentunya BlackBerry tahu kalau ada banyak orang seperti saya yang hanya memakai ponsel BlackBerry karena sangat bergantung dengan BBM. Lalu mengapa mereka memberi kesempatan user untuk lari dari BBM? BlackBerry tidak mengambil keputusan ini tanpa pertimbangan yang sangat dalam. Mereka punya data berapa banyak users yang aktif menggunakan BBM saat ini, data berapa lama setiap user menggunakan BBM dalam sehari, dan data berapa banyak teman yang aktif antar user. Saya berani mengambil kesimpulan, meski saya tidak pernah melihat datanya, bahwa BBM adalah produk BlackBerry yang paling banyak digunakan dan sangat dicintai oleh users-nya.
Pada masa kejayaannya waktu masih bernama Research In Motion, nilai perusahaan BlackBerry di pasar modal lebih dari Rp 800 triliun sedang hari ini "hanya" Rp 50 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh peperangan dengan Apple iPhone dengan iOS-nya pada awalnya, kemudian ditambah dengan Samsung Galaxy dan merk-merk lain yang terus bermunculan dengan dukungan Google Android. Tidak heran kalau hari ini, mereka harus mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan perusahaan dari kehancuran.
BlackBerry tetap ingin bertahan di dunia ponsel terbukti dengan merilis Z10 dan produk ponsel baru lainnya akhir-akhir ini. Tetapi mereka juga tidak ingin menaruh telur dalam satu keranjang, kalau ponsel bisnisnya gagal mereka akan kehilangan segala-galanya. Nilai di pasar modal akan terus mengecil dan akhirnya mereka akan bangkrut. Jelas BBM akan ikut tenggelam dan hilang bersama dengan bangkrutnya BlackBerry.
Mengingat BBM adalah salah satu produk yang dicintai oleh banyak users-nya, adalah langkah yang tepat untuk mengeluarkan BBM dari ekslusivitas ponsel BlackBerry. BBM untuk Android dan iOS akan menjadi produk baru yang bisa digunakan oleh lebih banyak orang, tidak hanya pengguna ponsel BlackBerry.
Nantinya diharapkan BBM bisa menghasilkan value yang besar di pasar modal, mendongkrak kembali nilai BlackBerry. Apa dasarnya saya bilang demikian? Lihat Facebook yang punya nilai lebih dari Rp 1.000 Triliun atau Twitter yang sebentar lagi akan go public dengan nilai sedikitnya seratusan triliun. BBM adalah sebuah produk yang sejenis dengan FB atau Twitter, yang masuk dalam kategori sosial media. Dengan masuk di dalam industri sosial media, BBM punya kans untuk hidup dan menjadi besar tanpa ketergantungan dengan produk ponsel BlackBerry.
sumber : http://www.merdeka.com/khas/mengapa-bbm-dibuka-untuk-ios-dan-android-kolom-new-media.html
Bertahun-tahun BBM menjadi alat komunikasi saya yang krusial dan mempengaruhi hidup saya. Saya punya kehidupan sosial di BBM karena ada banyak teman di sana dan saya butuh BBM untuk tetap bisa berkomunikasi dengan mereka. Kalau BBM ada di iPhone atau ponsel lain yang berbasis Android, saya akan segera bilang: "Bye Bye, BlackBerry"
Tentunya BlackBerry tahu kalau ada banyak orang seperti saya yang hanya memakai ponsel BlackBerry karena sangat bergantung dengan BBM. Lalu mengapa mereka memberi kesempatan user untuk lari dari BBM? BlackBerry tidak mengambil keputusan ini tanpa pertimbangan yang sangat dalam. Mereka punya data berapa banyak users yang aktif menggunakan BBM saat ini, data berapa lama setiap user menggunakan BBM dalam sehari, dan data berapa banyak teman yang aktif antar user. Saya berani mengambil kesimpulan, meski saya tidak pernah melihat datanya, bahwa BBM adalah produk BlackBerry yang paling banyak digunakan dan sangat dicintai oleh users-nya.
Pada masa kejayaannya waktu masih bernama Research In Motion, nilai perusahaan BlackBerry di pasar modal lebih dari Rp 800 triliun sedang hari ini "hanya" Rp 50 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh peperangan dengan Apple iPhone dengan iOS-nya pada awalnya, kemudian ditambah dengan Samsung Galaxy dan merk-merk lain yang terus bermunculan dengan dukungan Google Android. Tidak heran kalau hari ini, mereka harus mengambil langkah cepat untuk menyelamatkan perusahaan dari kehancuran.
BlackBerry tetap ingin bertahan di dunia ponsel terbukti dengan merilis Z10 dan produk ponsel baru lainnya akhir-akhir ini. Tetapi mereka juga tidak ingin menaruh telur dalam satu keranjang, kalau ponsel bisnisnya gagal mereka akan kehilangan segala-galanya. Nilai di pasar modal akan terus mengecil dan akhirnya mereka akan bangkrut. Jelas BBM akan ikut tenggelam dan hilang bersama dengan bangkrutnya BlackBerry.
Mengingat BBM adalah salah satu produk yang dicintai oleh banyak users-nya, adalah langkah yang tepat untuk mengeluarkan BBM dari ekslusivitas ponsel BlackBerry. BBM untuk Android dan iOS akan menjadi produk baru yang bisa digunakan oleh lebih banyak orang, tidak hanya pengguna ponsel BlackBerry.
Nantinya diharapkan BBM bisa menghasilkan value yang besar di pasar modal, mendongkrak kembali nilai BlackBerry. Apa dasarnya saya bilang demikian? Lihat Facebook yang punya nilai lebih dari Rp 1.000 Triliun atau Twitter yang sebentar lagi akan go public dengan nilai sedikitnya seratusan triliun. BBM adalah sebuah produk yang sejenis dengan FB atau Twitter, yang masuk dalam kategori sosial media. Dengan masuk di dalam industri sosial media, BBM punya kans untuk hidup dan menjadi besar tanpa ketergantungan dengan produk ponsel BlackBerry.
sumber : http://www.merdeka.com/khas/mengapa-bbm-dibuka-untuk-ios-dan-android-kolom-new-media.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar